♠️ Hadits Penaklukan Konstantinopel Dan Roma

TetapiRoma, hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih dulu, baru Roma. Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin. Hadisini adalah hadis gharîb karena hanya diriwayatkan dari jalur Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin al-Ash. Hadis ini memberitahukan bahwa dua kota, yaitu Konstantinopel dan kota Rûmiyah akan ditaklukkan, dan di antara keduanya kota Konstantinopel yang akan ditaklukkan lebih dulu. Sehari jelang 'Fathu Al-Qustantiniyyah' sebuah refleksi Penaklukkan Konstantinopel oleh seorang anak muda yang kemudian merubah putaran roda sejarah dan tentunya dilandasi inspirasi Rabbani lewat pembenaran dan keyakinan akan pesan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam 800 tahun sebelumnya. SadarlahAl-Fatih, titik lemah Konstantinopel adalah sisi timur yakni selat sempit Golden Horn. Selat ini dibentang rantai besar, memusykilkan armada kecil sekali pun untuk melewatinya. Tapi Al-Fatih saat itu usianya 23 tahun tak kehabisan akal. Ia menggusur kapal-kapalnya dari laut ke darat, demi menghindari rantai besar. Rasulmenjawab, 'Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel'." (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim) Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, "Hadits ini hasan sanadnya." Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. Dalamdua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung," ungkap Dr Syauqi. 29Mei 1453 M, Sejarah Penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II. IslamToday ID — Tepat pada hari Selasa pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H atau bertepatan dengan 29 Mei 1453, 568 tahun silam Sultan Mehmed II berhasil membebaskan Konstantinopel, pusat Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) sesuai dengan bisyarah (kabar gembira) Rasulullah Tidakada yang pernah menduga bahwa penakluk roma dan khalifah akhir zaman yang sesuai manhaj nubuwwah adalah generasi kita,atau anak cucu kita ,bahkan mungkin dari dalam rumah kita. "Penaklukan pertama ( Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. SetelahPerang ahzab selesai, Rasulallah Shalallahu'alaihiwasallam mengeluarkan kembali hadist tentang penaklukan Konstantinopel "Sungguh, Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik peminpin, dan pasukan yang menaklukan adalah sebaik-baik pasukan." (H.R. Ahmad). WgYo. Oleh Indriani Mulyanti, Am. Keb. Sosok pahlawan Nan jagoan adalah sosok yang diidam-idamkan oleh mayoritas manusia. Buktinya film yang ber genre action yang menggangkat cerita tentang sosok jagoan alias hero, sangat laris manis. Perusahan DC comics dan Marvel pun berlomba mengilustrasikan sosok hero dalam banyak figur, contohnya Ironman, Batman, Captain Amerika, bahkan yang sangat booming figure jagoan di star wars. Walaupun sosok pahlawan yang dimunculkan tidak masuk akal alias figur khayalan dan hanya ada di dunia imajinasi, tapi yang mengidolakan sosok hero tersebut banyak sekali bahkan dari semua kalangan termasuk anak-anak hingga orang dewasa. BacaJuga Sebagai seorang Muslim, kita wajib berbangga hati. Karena sosok pahlawan alias real hero dikalangan Muslim sangatlah banyak. Sosok Jagoan yang benar – benar membuat hati musuh bergetar saat namanya diucapkan. Pahlawan yang menegakkan kalimat Allah di mukabumi. Pembela kebenaran dan penebar cahaya Islam. Salah satu sosok hero Muslim yang hebat adalah Muhammad alfatih sang penakluk konstantinopel Mehmed the Conqueror. Sultan Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah. Sultan Murad II memberikan pendidikan yang terbaik kepada setiap anaknya, termasuk kepada Muhammad Alfatih. Sultan Murad II menunjuk Syekh Ahmad ibn Ismail al Kurani sebagai guru khusus untuk mendampingi Muhammad Alfatih. Beliau seorang ulama yang faham sekali dengan Al Qur’an. Tak heran sejak kecil Muhammad al-Fatih sudah menghafalkan Al-Quran 30 Juz, mempelajari hadits-hadits, mempelajari ilmu fiqih, matematika, ilmu falaq , pandai berbicara 6 bahasa dan cerdik dalam menyusun strategi perang. Bisyarah Rasulullah SAW Al-Fatih sejak kecil sudah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, namun tetap dalam bimbingan para ulama. Sehingga pemikirannya tetap berada di jalan yang benar. Setiap Hari Muhammad Alfatih di motivasi untuk menjadi sebaik-baiknya pemimpin yg disebutkan dalam bisyarah Rasullullah SAW , yaitu menaklukan konstatinopel. Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan Rasulullah SAW. Salah satu bisyarah yang memotivasi Muhammad Alfatih adalah bisyarah Rasulullah yang disampakan oleh Abdullah bin Amru pada sahabat Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu maksudnya Konstantinopel” HR Ahmad. Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir panglima perang adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya HR Ahmad. Sang guru tanpa merasa lelah setiap Hari selalu membacakan bisyarah Rasulullah SAW tersebut kepada Muhammad Alfatih dan ajaibnya setiap Muhammad Alfatih mendengarkan bisyarah, otomatis semangatnya semakin menggebu-gebu untuk merealisasikan penaklukan konstatinopel. Penaklukan konstatinopel Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas golden horn yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Kokohnya benteng konstatinopel sangat terkenal ke seluruh dunia, banyak ekspedisi penaklukan yang gagal membobol benteng tersebut. Benteng konstantinopel dibuat tahun 300-an Masehi oleh Kaisar Konstantin I dan belum pernah runtuh sampai 1453 M. Selama 1123 tahun benteng itu kokoh berdiri melindungi seluruh penduduk didalamnya. Benteng konstantinopel terdiri dari tiga lapisan yang kuat, masing-masing tinggi bangunannya 18meter. Di lapisan pertama, ada parit. Pasukan berkuda berhenti tepat sebelum parit. Parit itu panjangnya 20 meter, dalamnya 10 meter. siapapun pasukan yang mencoba berenang akan dipanah dari lapis kedua. Lapisan kedua, pasukan pemanah dan pasukan penyiram minyak. manjat tembok dipanah dan disiram minyak kemudian dibakar hidup-hidup. lapisan kedua tingginya 5 meter, tebalnya 3 meter. Lapisan ketiga, ada pauskan pemanah, pelempar batu dan penyiram minyak. tinggi lapisan ketiga 8 meter, tebal 5 meter. Maka penaklukan konstantinopel pun dilakukan oleh Muhammad al-Fatih dengan strategi perang yang tidak biasa. Memindahkan 70 kapal melewati bukit hanya dalam satu malam dengan bermodalkan tenaga para prajuritnya. Membobol benteng dengan menggunakan meriam raksasa yang dibuat oleh orban. Panjang meriam ini adalah 8 meter dengan berat mencapai 16,8 ton dan berdiameter 750 mm. Meriam ini mampu melemparkan peluru bola dari batu dengan diameter 63 cm sampai sejauh 2 kilometer Pengepungan yang dimulai tanggal 6 April 1453 Masehi yang berlangsung selama 50hari. Muhammad al-Fatih merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Arti Al-Fatih dalam namanya adalah gelar yang di berikan kepadanya, karena ialah yang Sultan yang berhasil menaklukkan kekuasaan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad di Konstantinopel. Kota Roma bisyarah yang belum terealisasi Konstatinopel adalah kota simbol kekuasaan Romawi timur, sedangkan kota Roma simbol kekuatan Romawi barat sekaligus simbol kekuatan Nasrani terbesar di dunia. Pemisahan wilayah menjadi Romawi timur dan barat tak lain didasari karena perbedaan agama. Romawi Barat menganut paham Kristen Trinitas politeisme. Disinilah Paus memimpin kekuasaan agama Kristen. Sementara Romawi di Asia Kecil menganut Kristen Ortodoks. Bahasanya pun berbeda. Di Barat menggunakan bahasa Yunani. Sementara di Timur mengenakan bahasa Latin Konstatinopel sudah ditaklukan setelah 800 tahun dari bisyarah nabi diiucapkan, sedangkan Kota Roma belum juga bisa dibebaskan oleh kaum muslimin sampai saat ini. Di bisyarah nabi dikabarkan, cahaya Islam akan masuk ke kota Roma dan cahaya Islam menyebar di kota tersebut. Rasulullah SAW tidak secara rinci menyebutkan kapan penaklukan Roma akan terjadi dan siapa yang bisa menaklukkannya. Tapi yang harus kita cermati bahwa ketika kita berupaya untuk mewujudkan bisyarah nabi membebaskan kota Roma, maka kita harus memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan yang minimal setara dengan kekuatan pasukan al-Fatih saat menaklukan konstantinopel dulu. Kekuatan negara yang menghimpun semangat kaum muslimin untuk melakukan jihad fisabilillah dalam menebar cahaya Islam keseluruh penjuru dunia. Syaikh Al-Albani menulis; “Penaklukan pertama Konstantinopel telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua yaitu penaklukan kota Roma dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim.” Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329. Wallahu alam bissowab loading...Sultan Muhammad Al-Fatih. Foto/Ilustrasi/Ist SULTAN Muhammad Al-Fatih telah menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah SAW yang tertera pada hadis nya. “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam . Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” HR Ahmad bin Hanval Al Musnad. Baca Juga Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, menjelaskan sesungguhnya, penaklukan Konstantinopel tidak dimulai dari nol. la merupakan hasil akumulatif perjuangan kaum muslimin selama berabad-abad, sejak awal masa berkembangnya Islam. Hal itu didorong oleh kabar gembira yang pernah diucapkan Rasulullah, sebagaimana hadis tersebut. Perhatian untuk kembali menaklukkan Konstantinopel semakin kuat bersamaan dengan munculnya pemerintahan Bani Utsmani. Baca Juga Kalau diperhatikan, ternyata para Sultan Bani Utsman termasuk para pemimpin yang memiliki pemahaman fikih yang sangat kuat tentang perlunya menyediakan segala faktor-faktor yang dibutuhkan, untuk mencapai tujuan. Muhammad Al-Fatih sendiri termasuk Sultan yang sangat getol menempuh jalan itu dalam perjalanan jihadnya. Dia sangat tekun berusaha menjalankan firman Allah yang berbunyiوَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang" Al-Anfal 60 Baca Juga Muhammad Al-Fatih memahami ayat ini, bahwa masalah kemenangan dalam agama ini membutuhkan segala bentuk kekuatan yang beragam. Dia telah mampu menjabarkan makna ayat ini secara aplikatif dalam jihadnya yang diberkahi. Maka dia segera mempersiapkan sebuah pasukan dalam jumlah besar untuk mengepung Kota Konstantinopel. Pada saat itu, tidak ada satu jenis senjata pun yang tidak dia pergunakan. Dari meriam, pasukan berkuda, hingga pasukan saja semua ini membutuhkan kekayaan besar. Dengan sendirinya Sultan sudah memikirkan dari arah mana saja dia akan mendapatkan kekayaaan untuk membiayai perang yang tentu sangat mahal itu. Untuk membuat meriam, peluru, kapal, panah, membeli kuda, membeli minyak, kayu-kayu dll. Semua itu membutuhkan kekayaan tidak kecil. Dapat disimpulkan, penaklukan Konstantinopel tak akan pernah terwujud, jika Khilafah Turki Utsmani yang mengepung Kota Konstantinopel dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih, telah menyiapkan persiapan ruhani yang mantap. Mereka belajar di bawah naungan pendidikan yang sangat menekankan makna iman dan takwa sikap amanah, serta melaksanakan risalah. Mereka terdidik dalam makna-makna akidah yang benar. Baca Juga Mereka dibimbing oleh para ulama yang ikhlas. Mereka telah menjadikan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya sebagai manhaj dalam mendidik individu-individu. Para ulama itu mendidik mereka dengan hal-hal berikutPertama, bahwa Allah itu adalah Tunggal dan tidak memiliki sekutu apa pun. Dia tidak pernah mengambil sahabat wanita, tidak memiliki anak. Dia lepas dari semua sifat kekurangan dan memiliki sifat bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Pengatur segala urusan sebagaimana لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ”Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah” Al-A’raaf 54Ketiga, bahwa sesungguhnya Allah adalah sumber semua kenikmatan dalam wujud ini, baik njkmat kecil atau besar, yang tampak atau بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ Bab I TANDA-TANDA KECIL KIAMATOleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil52. Penaklukan Konstantinopel[1] Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah penaklukan kota Konstantinopel -sebelum keluarnya Dajjal- di tangan kaum muslimin. Yang dapat difahami dari berbagai hadits bahwa penaklukan ini terjadi setelah peperangan mereka dengan bangsa Romawi pada sebuah peperangan yang sangat besar dan kemenangan kaum muslimin atas mereka. Waktu itu kaum muslimin pergi menuju Konstantinopel, lalu Allah menaklukkannya untuk kaum muslimin tanpa ada peperangan. Senjata mereka hanyalah takbir dan tahlil ucapan Laa ilaaha illallaah.Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaسَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِـي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَحْرِ؟ قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ، فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلاَحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ، قَالُوا لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا -قَالَ ثَوْرٌ أَحَدَ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ لاَ أَعْلَمُهُ إِلاَّ قَالَ- الَّذِي فِي الْبَحْرِ، ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُولُوا لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوهَا، فَيَغْنَمُوا، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، إِذْ جَاءَ هُمُ الصَّرِيخُ، فَقَالَ إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ.“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan sementara satu sisi lain ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah pernah mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat sehingga dari keturunan Nabi Ishaq menyerang-nya kota tersebut, ketika mereka bani Ishaq mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula me-lemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh ke tangan kaum muslimin -Tsaur[2] salah seorang perawi hadits berkata, “Aku tidak mengetahuinya kecuali beliau berkata, Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka meng-ucapkan untuk kedua kalinya, Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh ke tangan kaum muslimin. Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta rampasan perang, ketika mereka se-dang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, “Sesungguhnya Dajjal telah keluar,’ lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.’”[3]Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits ini…يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ.“… Sehingga dari bani Ishaq menyerangnya…”Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam.[4] Maka bagaimana bisa penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!Al-Qadhi Iyadh berkata, “Demikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih Muslim Dari bani Ishaq.’”Kemudian beliau berkata, “Sebagian dari mereka berkata, Yang terkenal lagi terjaga ungkapannya adalah dari bani Isma’il,” inilah makna yang ditunjuk-kan oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah orang-orang Arab.”[5]Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman. Barangkali penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka, sebagaimana diungkapkan oleh hadits terdahulu, Sesungguhnya orang dari bani Ishaq memeranginya.’”Pendapat ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mereka dipuji di dalam hadits al-Mustaurid al-Qurasy, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaتَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ، فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو أَبْصِرْ مَا تَقُولُ. قَالَ أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُـولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.. قَالَ لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ فِيهِمْ لَخِصَالاً أَرْبَعًا إِنَّهُمْ َلأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ فِتْنَةٍ، وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ مُصِيبَةٍ، وَأَوْشَكُهُمْ كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ، وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ، وَخَامِسَةٌ حَسَنَةٌ جَمِيلَةٌ وَأَمْنَعُهُمْ مِنْ ظُلْمِ الْمُلُوكِ.Kiamat akan tegak sementara bangsa Romawi adalah manusia yang paling banyak,’” lalu Amr berkata kepada al-Mustaurid, “Jelaskanlah apa yang kau ucapkan itu!” dia berkata, “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.” Dia berkata, “Jika demikian yang engkau ungkapkan, maka sesungguhnya di dalam diri mereka ada empat ke-istimewaan sesungguhnya mereka adalah manusia paling tenang ketika datang fitnah, paling cepat sadar ketika terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan sebaik-baiknya manusia dalam meng-hadapi orang miskin, anak yatim dan orang lemah, dan yang kelima adalah sesuatu yang indah lagi elok, yaitu mereka orang yang paling bersemangat mencegah kezhaliman para raja.”[6]Komentar saya Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi di akhir zaman memeluk Islam adalah hadits Abu Hurairah terdahulu tentang peperangan bangsa Romawi. Waktu itu bangsa Romawi berkata kepada kaum musliminخَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا.“Biarkanlah kami membunuh orang-orang yang tertawan dari kalangan kami.” Kemudian kaum muslimin berkata, “Kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.”[7]Bangsa Romawi meminta kepada kaum muslimin agar membiarkan mereka memerangi orang yang telah ditawan dari kalangan mereka karena mereka telah memeluk Islam, lalu kaum muslimin menolaknya dan menjelaskan kepada orang-orang Romawi bahwa orang yang telah masuk Islam dari kalangan mereka adalah saudara-saudara kami, maka kami tidak akan menyerahkannya kepada siapa pun. Kenyataan banyaknya pasukan kaum muslimin dari kalangan orang-orang yang sebelumnya ditawan dari kalangan orang-orang kafir bukanlah hal yang an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hal ini ada pada zaman kita sekarang ini, bahkan kebanyakan pasukan Islam di negeri-negeri Syam, dan Mesir adalah para tawanan, kemudian mereka sekarang ini –alhamdulillaah– adalah orang yang menawan orang-orang kafir, dan beberapa kali menawan mereka di zaman kita ini, satu kali saja mereka menawan ada beberapa ribu orang kafir yang ditawan, maka segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada Islam.[8]Pendapat yang mengatakan bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah orang-orang dari keturunan Ishaq diperkuat oleh kenyataan bahwa pasukan Romawi jumlahnya mencapai jutaan. Sebagian dari mereka tewas dan yang lainnya masuk ke dalam Islam, dan yang masuk Islam dari kalangan mereka bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk menaklukan Konstantinopel, wallaahu a’ Konstantinopel tanpa peperangan belum terjadi sampai sekarang. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasanya beliau berkataفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ مَعَ قِيَامِ السَّاعَةِ.“Penaklukan Konstantinopel terjadi seiring dengan akan terjadinya hari Kiamat.”Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Mahmud -maksudnya adalah Ibnu Ghailan, guru at-Tirmidzi- berkata, Hadits ini gharib. Konstantinopel adalah sebuah kota di Romawi, ditaklukkan ketika Dajjal keluar. Sedangkan Kon-stantinopel telah ditaklukkan pada zaman Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.’”[9]Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman Sahabat, karena Mu’awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke sana dengan membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub al-Anshari, dan penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut dikepung oleh Maslamah bin Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa ditaklukan, akan tetapi beliau melakukan perdamaian dengan penduduknya untuk mendirikan masjid di sana.”[10]Penaklukan yang dilakukan bangsa Turk terhadap Konstantinopel pun terjadi dengan peperangan. Kemudian negeri tersebut saat ini berada di tangan orang-orang kafir dan akan ditaklukkan kembali dengan penaklukan yang terakhir, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang dibenarkan ucapannya Shallallahu alaihi wa Syakir rahimahullah berkata, “Penaklukan Konstantinopel yang merupakan sebagai kabar gembira dalam hadits ini akan terjadi di kemudian hari, cepat ataupun lambat, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Ia adalah penaklukan yang benar adanya ketika kaum muslimin kembali kepada agamanya, padahal sebelumnya mereka menolaknya. Adapun penaklukan yang dilakukan bangsa Turk yang terjadi sebelum zaman kita ini, maka hal itu hanya sebagai pembuka bagi penaklukan yang terakhir paling besar. Kemudian kota ini keluar dari kekuasaan kaum muslimin ketika pemerintahan di sana telah mengumumkan bahwa pemerintahannya bukanlah pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan agama. Mereka telah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, dan memberlakukan undang-undang kafir terhadap penduduknya. Penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin akan kembali dilakukan insya Allah, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.”[11][Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______ Footnote [1] Kota bangsa Romawi, dinamakan Konstantinopel, yaitu sebuah kota yang terkenal pada zaman sekarang dengan nama Istanbul, satu kota di Turki. Pada masa lalu terkenal dengan sebutan Bizan-tium, kemudian ketika raja tertinggi Bizantium memimpin Romawi, dia membangun pagar di sana dan menamakannya dengan sebutan Konstantinopel dan menjadikannya sebagai ibu kota bagi kerajaannya. Daerah tersebut memiliki teluk yang mengelilingi dua sisi, sebelah timur dan utara di lautan, dan kedua sisinya yang lain, yaitu sebelah barat dan selatan adalah di daratan. Lihat kitab Mu’jamul Buldaan IV/347-348, karya Yaqut al-Hamawi. [2] Dia adalah Tsaur bin Zaid ad-Daili mawali mereka adalah al-Madani, tsiqah, wafat pada tahun 135 H t. Lihat Shahiih Muslim XVIII/43, an-Nawawi, dan Tahdziibut Tahdziib II/ 31-32. [3] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah XVIII/43-44, Syarh an-Nawawi. [4] Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim I/58 tahqiq Dr. Thaha Zaini. [5] Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim XVIII/43-44. [6] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah XVIII/22, Syarh an-Nawawi. [7] Shahiih Muslim XVIII/21, Syarh an-Nawawi. [8] Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim XVIII/21. [9] Jaami’ at-Tirmidzi, bab Maa Jaa-a fii Alaamatil Khuruujid Dajjal VI/498. [10] Lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim I/62 tahqiq Dr. Thaha Zaini. [11] Hasyiyah Umdatut Tafsiir an Ibni Katsir II/256 diringkas dari ditahqiq oleh Ahmad Munculnya al-Qahthani Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Qahthan, orang-orang taat kepadanya, dan berkumpul padanya. Hal itu terjadi ketika zaman telah berubah, karena itulah Imam al-Bukhari menyebutkannya dalam bab taghayyuriz zamaan perubahan zaman.Imam Ahmad dan asy-Syaikhani al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ يَسُوقُ النَّاسَ بِعَصَاهُ.“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga keluar seorang laki-laki dari Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya.”[1]Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Sabda beliau … menggiring manusia dengan tongkatnya,’ adalah kinayah kiasan dari ketaatan manusia kepadanya dan kesepakatan mereka untuk mentaatinya, bukanlah yang dimaksud di dalam hadits adalah tongkat secara hakiki, itu hanya sebagai perumpamaan dari ketaatan mereka kepadanya dan kekuasaannya kepada mereka. Hanya saja, penyebutan kata tersebut terdapat dalil bahwa ia orang yang keras kepada mereka.”[2]Kami katakan Benar, penggiringan yang dilakukannya terhadap ma-nusia merupakan kiasan ketaatan dan kepatuhan mereka kepadanya. Hanya saja, yang diisyaratkan oleh al-Qurthubi berupa sikapnya yang keras kepada mereka bukanlah sikap yang ditujukan kepada semuanya, sebagaimana nampak dari perkataannya. Ia hanyalah keras kepada orang-orang yang melakukan kemaksiatan. Dia adalah orang shalih yang menghukumi dengan adil. Pendapat ini diperkuat dengan riwayat yang dinukil oleh Ibnu Hajar dari Nu’aim bin Hammad,[3] beliau meriwayatkan dari jalan yang kuat dari Abdullah bin Amr, bahwa beliau menyebutkan para khalifah, kemudian dia berkata, “Dan seorang laki-laki dari Qahthan.”Demikian pula yang diriwayatkan dengan sanad yang jayyid dari Ibnu Abbas, sesungguhnya beliau berkata tentangnyaوَرَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ كُلُّهُمْ صَالِحٌ.“Dan seseorang dari Qahthan, semuanya orang Qahthan adalah orang shalih.”[4]Ketika Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhma meriwayatkan bahwa akan ada seorang raja penguasa dari Qahthan, marahlah Mu’awiyah Radhiyallahu anhu, lalu dia berdiri dan memuji Allah dengan sesuatu yang sesuai dengan-Nya, kemudian beliau berkata, “Amma ba’du, telah sampai kepadaku bahwa beberapa orang dari kalian membawakan beberapa riwayat yang tidak ada di dalam Kitabullah, tidak pula diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mereka adalah orang-orang bodoh di antara kalian, maka hati-hatilah kalian dari angan-angan yang dapat menyesatkan pelakunya, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ هَذَا اْلأَمْرَ فِي قُرَيْشٍ، لاَ يُعَادِيْهِمْ أَحَدٌ، إِلاَّ كَبَّهُ اللهُ عَلَى وَجْهِهِ،مَا أَقَامُوا الدِّيْنَ.“Sesungguhnya urusan kekhilafahan ini akan tetap ada pada keturunan Quraisy, tidak ada seorang pun yang mencabutnya kecuali Allah akan menelungkupkan mukanya; selama mereka keturunan Quraisy me-negakkan agama.” HR. Al-Bukhari[5]Mu’awiyah hanya mengingkarinya karena takut bila seseorang menyangka bahwa kekhalifahan bisa dipegang oleh selain Quraisy, sementara Mu’awiyah sendiri tidak mengingkari akan adanya seorang tokoh dari Qahthan. Karena di dalam hadits Mu’awiyah terdapat ungkapan “Selama mereka menegakkan agama”, artinya jika mereka Quraisy tidak menegakkan agama, maka urusan kekhilafahan tersebut keluar dari tangan mereka, dan ini pernah terjadi. Manusia akan tetap mentaati seorang Quraisy hingga mereka lemah dalam memegang teguh agama, sehingga mereka pun lemah, dan pada akhirnya kepemimpinan berpindah kepada yang lainnya.[6]Al-Qahthani ini bukanlah Jahjah[7], karena al-Qahtani di sini adalah keturunan dari orang merdeka, karena penisbatannya kepada Qahthan yang merupakan puncak nasab penduduk Yaman dari kalangan Himyar, Kindah, Hamadan dan yang lainnya.[8] Adapun Jahjah termasuk dari keturunan budak ini diperkuat riwayat yang disebutkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلاَ يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّـى يَمْلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْمَوَالِـي يُقَالُ لَهُ جَهْجَاهُ.Tidak akan lenyap siang dan malam sehingga seseorang dari kalangan hamba sahaya yang bernama Jahjah menjadi raja.’”[9][Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______ Footnote [1] Musnad Ahmad XVIII/103 no. 9395, Syarh Ahmad Syakir, disempurnakan oleh Dr. Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Taghayyuriz Zamaan hatta Tu’badul Autsaan XIII/76, al-Fat-h, Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah XVIII/36, Syarh an-Nawawi. [2] At-Tadzkirah hal. 635. [3] Nu’aim bin Hammad al-Khuza’i. Termasuk tokoh pembesar para Hafizh ahlul hadits, al-Bukhari meriwayatkan darinya sebagai penyerta, Muslim meriwayatkan darinya dalam Muqaddimah, demikian pula Ash-habus Sunan kecuali an-Nasa-i. Imam Ahmad mentsiqahkannya, begitu juga Yahya bin Ma’in, dan al-Ajali. Abu Hatim berkata, “Dia perawi shaduq.” An-Nasa-i melemahkannya, adz-Dzahabi berkata, “Salah seorang Imam akan tetapi layyin di dalam hadits,” Ibnu Hajar berkata, “Shaduq dan sering salah,” adz-Dzahabi menukil dari Nu’aim bahwa beliau berkata, “Sebelumnya aku adalah seorang Jahmiyyah, karena itulah aku mengenal perkataan mereka, ketika aku meminta hadits, aku tahu sesungguhnya akhir dari pendapat mereka adalah Ta’thil meniadakan seluruh sifat Allah.” Wafat pada tahun 228 H rahimahullah. Lihat Tadzkiratul Huffaazh II/418-420, Miizaanul I’tidaal IV/267-270, Tahdziibut Tahdziib X/458-463, Taqriibut Tahdziib II/305, Hadyus Saari Muqaddimah Fat-hul Baari hal. 447, dan Khulashah Tadzhiibut Tahdziibil Kamaal hal. 403. [4] Fat-hul Baari VI/535. [5] Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib bab Manaaqibu Quraisy VI/532-533. [6] Lihat Fat-hul Baari XIII/115 [7] Berbeda dengan pendapat al-Qurthubi, beliau berkata di dalam kitab at-Tadz-kirah hal. 636, “Barangkali seorang laki-laki dari Qahthan itu adalah seorang laki-laki yang bernama Jahjaah.” [8] Lihat Fat-hul Baari VI/545, XIII/78. [9] Musnad Ahmad XVI/156 no. 8346, syarah dan ta’liq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih, hadits ini terdapat dalam Shahiih Muslim XVIII/ 36 tanpa lafazh مِنَ الْمَوَالِي. Home /A4. Bahasan Tanda-Tanda Kiamat1.../52-53. Penaklukan Konstantinopel. Munculnya...

hadits penaklukan konstantinopel dan roma