🐗 Kegiatan Pondok Pesantren Lirboyo Putri
Abstract. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan pengajaran, strategi pendidikan, dan penerapan metode Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Lirboyo sebagai bagian dari upaya
Pembelajaran di pondok pesantren tidak sepenuhnya berjalan lancar, banyak persoalan yang dihadapi santri saat mereka berada di asrama seperti muncul kejenuhan dalam belajar, timbul rasa malas, kebosanan, stress dan keletihan karena padatnya aktifitas kegiatan. Kehadiran dan peran pembina asrama sebagai kepanjangan tangan Kiai dibutuhkan untuk
Metode Pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo Berikut ini adalah tiga pokok pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Lirboyo. Ketiga pokok tersebut di antaranya: Ta’lim – pemberian bekal serta pengajaran dan pengarahan pengetahuan ilmu-ilmu syariat, baik berupa ilmu alat (bahasa) guna membaca teks/nash dan juga pengajaran ilmu fikih, tafsir wa ulumuh, hadits wa ulumuh, dan lain lain
Halaqoh Fikih Peradaban diadakan diberbagai banyak tempat, salah satunya adalah di Pondok Pesantren Lirboyo. Sebelum dilaksanakan di Pondok Lirboyo, halaqoh Fikih peradaban telah terlaksana di 240 titik di seluruh Indonesia. Dengan target yang akan dicapai adalah 260 halaqoh dengan maudu’ (tema) yang sama yaitu Fikih Peradaban.
Gedung ini menjelma sebagai Muqabalah (semacam gedung tandingan) dari Gedung Al-Ikhwan serta Pondok lama yang diberi nama “Iman” oleh KH. Mahrus Aly beberapa tahun sebelumnya. Gedung ini dibangun secara bertahap, mulai tahun 1972 hingga tahun 1977. Peletakan batu pertama oleh KH. Marzuqi Dahlan, Mbah Kurdi dari Desa Lirboyo.
Salah satunya adalah apa yang menjadi rutinitas santri Pondok Pesantren Putri Tahfidzil Qur’an (P3TQ). Setiap Jumat pagi, mereka rutin melaksanakan kegiatan Roan Akbar. Roan, seperti yang akrab di telinga santri, adalah kegiatan gotong royong dalam berbagai macam hal.
Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Dilansir situs resminya, Lirboyo adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH. Abdul Karim sebagai nama pondok pesantren dan terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota
2.3 Mengasuh Pondok Pesantren Sepeninggal KH. Abdul Karim, KH. Mahrus Aly bersama KH. Marzuqi Dahlan meneruskan tambuk kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo. Di bawah kepemimpinan mereka berdua, kemajuan pesat dicapai oleh Pondok Pesantren Lirboyo. Santri berduyun-duyun datang untuk menuntut ilmu dan mengharapkan barokah dari KH. Marzuqi dahlan
hw9f.
kegiatan pondok pesantren lirboyo putri